Langsung ke konten utama

Kiprah Semar dalam Panggung Politik

KONSEP KEPEMIMPINAN SEMAR DALAM WAYANG PURWA DITINJAU DARI FILSAFAT POLITIK

B. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan


Masalah pemimpin dan kepemimpinan merupakan masalah sosial. Pemimpin tidak akan muncul tanpa adanya masyarakat, pemimpin tidak dapat disebut pemimpin tanpa adanya kelompok individu sebagai bawahannya. Manusia merupakan topik sentral mengenai permasalahan dan tujuan ilmu-ilmu kepemimpinan, khususnya mengenai ketertiban, keselarasan, keteraturan dan ketrentaman hidupnya. Fungsi seorang pemimpin untuk menjaga terlaksananya suatu peraturan yang berlaku sering terjadi meskipun telah dibuat suatu peraturan jika tanpa pengarahan dan petunjuk yang benar dari orang-orang yang lebih tahu (pemimpin), pelaksanaan peraturan itu justru akan menimbulkan permasalahan baru.

Seorang pemimpin dapat dilihat dari kemampuannya mewujudkan cita-cita kelompok, kemampuannya untuk berkomunikasi dengan lingkungan juga kemampuan menangkap dan menjabarkan kebudayan yang melingkupi kehidupannya. Pemimpin merupakan figur multidimensi, dimana ia hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat sekaligus ketua kelompok. Ia selalu berkepentingan dengan keadaan dan kejadian dalam lingkungannya.

Thomas Aquinas mengatakan bahwa seorang penguasa (pemimpin) negara mempunyai kewajiban terhadap rakyat yang dikuasainya. Tugas penguasa negara yang utama adalah mengusahakan kesejahteraan dan kebajikan hidup bersama. Untuk itu penguasa negara dituntut untuk memungkinkan rakyat memenuhi kebutuhan materialnya, diantaranya kebutuhan sandang pangan. (Ahmad Suhelmi, 2001:100)

Alfred Mc. Lunglee seperti yang dikutip oleh Jarmono (1983), merumuskan pengertian kepemimpinan, bahwa seorang pemimpin ialah seorang yang memiliki status kepemimpinan, suatu posisi penguasaan atau pengendalian yang membudaya di dalam kelompok masyarakat. Menjadi simbol suatu gerakan yang memahami dengan benar akan dirinya sendiri secara internal dan eksternal yang mempunyai peranan sebagai juru bicara kelompoknya. Memiliki sedikit pengikut atau tidak mempunyai pengikut secara langsung, tetapi yang meletakkan jalan dikemudian hari akan dilalui atau diikuti orang lain.

C. Konsep Kepemimpinan Ideal Ala Semar


1. Manunggaling Kawula Gusti

Dalam ilmu politik, Semar dapat dijadikan sebuah pengejawantahan dari ungkapan Jawa tentang kekuasaan, yaitu Manunggaling kawula-Gusti (kesatuan hamba-Raja). Semar di antara punakawan adalah guru, sesepuh dan pemimpin mereka. Dalam hubungannya dengan Arjuna salah satu dari Pandhawa, Semar juga abdi (pelayan). Pelayan di sini dapat disamakan dengan ‘pembantu' tetapi bantuan yang diberikan Semar lebih bersifat abstrak. Bantuan abstrak yang diberikan Semar adalah berupa ajaran. Arjuna dan Semar bersama-sama melambangkan (satuan) yang berupa ‘manusia', Arjuna sebagai pribadi sedangkan Semar sebagai pikiran dan kesadarannya. (Tuti Sumukti, 2005:93) Tidak dapat dipisahkannya antara Arjuna dan para punakawan terutama Semar ini melembangkan konsep Jawa tentang manunggaling kawula-gusti . Bahwa seorang raja (gusti) dengan mengikuti hukum harus pasrah atau menyerahkan diri pada ajaran tersebut. Dengan cara ini raja dapat mengajar rakyatnya (kawula) dengan memberi contoh menurut hukum yang berlaku.

Selo Soemardjan, yang dikutip oleh Tuti Sumukti (2005: 93-94) menerjemahkan mengenai salah satu cerita dalam lakon wayang yang berjudul Wahyu Tejamaya :

Meskipun raja memegang kekuasaan tertinggi atas rakyatnya, dia harus selalu ingat bahwa dia satu-satunya penghubung, yang sangat berpengaruh di antara kerajaannnya dan dunia (kekuatan) gaib. Dia tidak dapat lepas dari salah satu dari mereka, dan tidak bisa berselisih dengan mereka juga. Nama yang dipakai oleh Sultan Yogyakarta yang pertama mencerminkan kewajiban yang disadari karena kedudukannya yang penting itu. Sebagai pangeran , dia diberi gelar “Mangkubumi”, yang artinya memangku dunia ini. Tetapi sebagai sultan atau raja, dia memakai gelar Hamengkubuwono , orang yang melindungi alam semesta. Nama ini memberi tanda kewajiban raja yang utama, yaitu menyatukan kerajaannya dengan alam semesta dengan perantaraan dirinya. Dengan tekanan pada kewajiban utama ini, pertimbangan terpenting kenegaraan ada pada tercapainya persatuan antara kawula atau rakyat dan rajanya yang disebut manunggaling kawula-gusti . Dalam aspek mistiknya, konsep ini bermakna persatuan antara alam gaib dan manusia dan juga persatuan antara manusia dan penciptanya. Konsep persatuan yang harus dicapai dan merupakan kewajiban utama raja ini, disertai dengan adanya nilai-nilai sosial yang diikuti para kawula . Tujuan utama dalam hidup para kawula adalah tercapainya persatuan tersebut diatas. Pada tingkat perseorangan, sesorang dapat bersatu dengan kekuatan alam gaib dengan menyerahkan diri atau pasrah pada ajaran seorang guru, tetapi untuk pemerintahan (kerajaan) dan masyarakat seluruhnya, satu-satunya perantara adalah raja.

Seorang pemimpin sebesar bangsa Indonesia seharusnya dapat memadukan antara atas dan bawah, pemimpin dan yang dipimpin, yang diberi kekuasaan dan yang menjadi sasaran kekuasaan, kepentingan hukum negara dan kepentingan objek hukum. Hukum-hukum negara yang baik belum tentu berakibat baik, jika yang dari atas itu tidak disesuaikan dengan kepentingan dan kondisi rakyat, seperti dalam ajaran manunggaling kawula-gusti .

Semar menghormati rakyat jelata lebih dari menghormati para dewa pemimpin. Badan, karakter dan kualitasnya adalah tingkat tinggi, tetapi perwujudannya sangat merakyat. Semar mudah menangis ketika melihat penderitaan manusia yang di abdi nya, itulah sebabnya wayang Semar matanya selalu berair. Semar lebih mampu menangisi orang lain daripada menangisi dirinya sendiri. Semar sudah tidak peduli dan tidak memikirkan dirinya sendiri, tetapi hanya memikirkan penderitaan orang lain. Semar sebagai keturunan dewa seharusnya menguasai ‘dunia atas' dan menguasi segalanya, tetapi ia memilih hanya menjadi abdi, tidak kaya dan tidak berkuasa.

Cerminan seorang pemimpin yang baik melihat yang dipimpinnya tidak dari atas singgasana yang terpisah, tetapi melihat dari sudut pandang rakyat yang dipimpinnya. Pemimpin sejati itu menurut filsafat Semar adalah bersifat paradoks. Seorang pemimpin adalah seorang majikan sekaligus pelayan, kaya tetapi tidak terikat dengan kekayaannya, tegas dalam keadilan untuk memutuskan mana yang benar dan yang salah. Ajaran tua tentang kekuasaan politik bersumber dari Hastabrata dan dimitoskan dalam diri Semar.

2. Pengaruh Konsep Kepemimpinan Semar dalam Kehidupan Masyarakat

Kebudayaan Jawa telah melahirkan religi dalam wujud kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yaitu adanya wujud tokoh wayang Semar, jauh sebelum masuknya kebudayaan Hindu, Budha dan Islam di Jawa.

Figur punakawan khususnya Semar dapat dijadikan sebagai figur pemimpin yang sejati dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan pengertian punakawan. Punakawan secara lahiriah adalah sebagai symbol atau suatu pola terstruktur dari ‘pembantu pimpinan' yang sangat ideal. Kata punakawan menurut pedalangan berasal dari kata pono , yang artinya cerdik, cermat dalam pengamatan dan kata kawan = teman.

Punakawan berarti teman atau pamong yang sangat cerdik, dapat dipercaya serta mempunyai pandangan yang luas dan pengamatan yang tajam serta cermat.

Punakawan itu adalah abdi (bukan pelayan). Abdi itu hendaknya memiliki watak bijaksana, dapat dipercaya, jujur, panjang nalar dan tenang serta berani menghadapi segala situasi dan perasaan, baik yang sederhana maupun yang rumit.

Kehadiran Semar dalam kehidupan nyata ini sering ditunggu-tunggu mengingat kondisi negara saat ini yang semakin kacau, kesengsaran dan penindasan oleh kaum kuat terhadap yang lemah semakin merajalela, moral dan etika tidak lagi diindahkan, para pemimpin yang hanya memikirkan kekayaan pribadi tanpa peduli dengan keadaan rakyatnya yang semakin tertindas dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya. Sebagai simbol kearifan dalam dunia wayang, Semar adalah dewa yang menyamar sebagai orang kecil untuk mengembalikan perdamaian saat Negara dalam keadaan gawat. Nampaknya hal ini menjadikan banyak masyarakat atau segelintir orang yang masih peduli dengan kelangsungan hidup negara ini mendambakan sosok Semar yang menjelma dalam kehidupan real saat ini, yang mampu menyelamatkan bangsa dari berbagai krisis multidimensi yang sedang melanda bangsa Indonesia. Terlebih lagi dalam agama Islam juga diajarkan bahwa akan ada seorang Al-Mahdi yang diturunkan Tuhan sebagai sang pembebas.

KESIMPULAN


  • Figur pewayangan yang selalu dijadikan panutan, Semar yang memiliki kelebihan-kelebihan tokoh punakawan yang menjadi dewa penyelamat bagi kekacauan sebuah Negara. Penjelmaan dari seorang Batara yang mau menjadi abdi atau pembantu dari para Raja dan Ksatria.

  • Pertunjukan wayang kulit telah menjadi salah satu wahana terpenting untuk menyampaikan berita dan ajaran yang bersifat kebudayaan kepada masyarakat Jawa khususnya. Melalui cara ini mereka belajar membedakan nilai-nilai positif dan negatif. Dalam cerita wayang, sosok Semar mencerminkan tingkah laku yang terpuji dalam menyelesaikan msalah lingkungan yang mencakup pertimbangan kebudayaan. Perbuatan Semar yang dalam pembahasan ini mengenai bagaimana seorang pemimpin seharusnya bertindak menunjukkan adanya bimbingan berdasarkan konsep-konsep dan kepercayaan orang Jawa, yang membawa kearah dan tujuan yang rasional. Putusan Semar dapat diterima oleh semua pihak.

  • Di jaman yang menurut Ronggowarsito adalah jaman edan ini, terasa relevan kini, ketika perilaku menyimpang menjadi jalan legal untuk memperoleh kekuasaan dan meraih kekayaan, sementara banyak rakyat kecil yang merasa tertindas dengan keadaan yang semakin tidak menentu, harga-harga barang kebutuhan menjadi mahal sementara perbaikan nasib yang dijanjikan para pemimpin tak kunjung terwujud. Dunia pewayangan melukiskan situasi tersebut sebagai penanda akan hadirnya Semar, seorang dewa yang bertugas sebagai penyelamat jaman.

  • Semar memang ada dalam dunia mitologi, tapi yang penting bagaimana mitos itu menjadi kesadaran budaya dan politik sebagai referensi seluruh dinamika kehidupan sebuah bangsa. Meskipun Negara ini seolah membutuhkan kehadiran seorang Semar yang bisa menyelamatkan negara dari keterpurukan yang berkepanjangan, akan tetapi para pemimpin dan rakyat tidak hanya berpangku tangan dan berdiam diri saja menanti kehadiran Semar dalam kehidupan nyata tapi hendaknya berusaha memperbaiki diri dengan kembali kepada ajaran agama dan hukum serta norma yang berlaku di masyarakat dengan diawali dari diri pribadi masing-masing.
By_ Penaku

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Kehidupan dalam Syi'ir "Waladatka Ummuka, Yabna Adama Bakiyan, Wannaasu Haulaka Yadhhakuuna Sururan" "Fajhad Linafsika Antakuna Idza Bakau, Fi Yaumi Mautika Dhaahikan Masruran"

ولدتك امك يا ابن اادم باكيا والناس حولك يضحكون سرورا فاجهد لنفسك ان تكون اذا بكوا في يوم موتك ظا حكا مسرورا "Waladatka Ummuka, Yabna Adama Bakiyan, Wannaasu Haulaka Yadhhakuuna Sururan" artinya: Hai Anak Adam kau terlahir dari Rahim Ibumu dalam keadaan menangis, sedangkan orang disekitarmu riang gembira akan kelahiranmu. "Fajhad Linafsika Antakuna Idza Bakau, Fi Yaumi Mautika Dhaahikan Masruran" artinya: Maka Berjihadlah untuk dirimu sendiri sebagai bekal diharimu mati nanti kau pergi dalam keadaan Tersenyum bahagia, sedangkan orang disekitarmu Menangisi kepergianmu. Fase Kelahiran: Kehidupan pertama seorang manusia didunia ini ialah bermula terlahir dari rahim seorang ibu dalam keadaan menangis, dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhmu, dan dalam keadaan "Awam" tidak berbekal pengetahuan apapun. Maka muncullah hadits yang menganjurkan Manusia untuk belajar dan terus menuntut ilmu karena "tiada manusia yang ter...

Sedulur Papat Kalimo Pancer

Sadulur Papat Kalimo Pancer Mungkin anda sering mendengar istilah Sedulur Papat Kalimo Pancer (Tretan Empak Kalemakna Bedhen, Madura red) atau biasa dikenal dengan saudara-saudara kita yang tak kasat mata. Mari kita kupas satu persatu Sadulur Papat Kalimo Pancer dengan menggunakan pendekatan pemahaman Kejawen, sebagai berikut. Siapakah Sedulur Papat (Empat Bersaudara) itu ? Sedulur Papat ialah saudara kita yang senantiasa menjaga kita sejak berada dalam rahim ibu hingga lahir ke dunia ini. Pertama adalah Kakang (Kakak) Kawah atau istilah lainnya adalah Air ketuban, kenapa menggunakan istilah kakak? Yaa, karena air ketuban keluar terlebih dahulu sebelum si cabang bayi lahir, Air ketubanlah yang membukakan pintu kepada si cabang bayi untuk keluar dari rahim ibu makanya ia diistilahkan dengan kakak karena yang lebih tua (keluar terlebih dahulu). Kedua adik Ari-ari (Temunih, madura red) setelah bayi lahir baru setelah itu, menyertai lahirnya sang bayi, keluarlah Ari-ari. Ari-ari sebagai...

Mengenal Perbedaan Perang Simetris dan Asimetris

Konflik Gaza dan Israel bukan hanya menjadi isu panas dikancah pemberitaan Internasional, tapi juga disilain para pengamat militer juga memberikan pandangannya sendiri mengenai konsep peperangan yang lagi hits sekarang yakni Perang Asimetris dan Perang Simetris. manakah yang paling unggul..? Perang asimetris adalah suatu model peperangan yang dikembangkan daricara berpikir yang tidak lazim, dan di luar aturan peperangan yang berlaku,dengan spektrum perang yang sangat luas dan mencakup aspek-aspekastagatra (perpaduan antara trigatra (geografi, demografi, dan sumber daya alam), dan pancagatra; ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya).Perang asimetri selalu melibatkan peperangan antara dua aktor atau lebih,dengan ciri menonjol dari kekuatan yang tidak seimbang Strategi dalam perang asimetris tidak mendasarkan pada kekuatan senjata.Banyak faktor yang menyebabkan kelompok yang lemah dalam hal persenjataan, strategi dan taktik tempur, keluar sebagai pemenang dalamperang asimetris. K...