Politik belah bambu yang digunakan Rezim Jokowi tidak semua dapat
memecahkan koalisi KMP, tetapi partai politik pendukung KMP seperti PAN,
pada akhirnya goyah dan bergabung dalam Rezim Jokowi. PAN di awal
September 2015 yang dikenal sebagai partai reformasi yang didirikan oleh
Amien Rais, pada akhirnya harus bergabung dalam Rezim Jokowi atas
alasan yang pragmatis: demi membangun bangsa. PAN bukanlah satu-satunya
partai politik yang berpaling ke KIH dan mendukung rezim Jokowi.
Beberapa elit PPP juga ”menyeberang” ke KIH dan beberapa di antara
mereka mendapat jabatan dalam rezim Jokowi.
Tentu persoalan-persoalan lain, seperti masalah pembangunan era Jokowi, demikian juga Pilkada dan politik lokal diungkap dalam buku ini. Malah, buku ini juga mengungkap perkembangan dunia internasional, khususnya Amerika Serikat dan juga beberapa isu politik Islam di Malaysia. Isu ini jelas, mungkin tidak berkorelasi langsung dengan politik belah bambu Jokowi, tetapi setidaknya merupakan refleksi dari perkembangan dunia yang mungkin nantinya akan memiliki efek terhadap politik kebijakan rezim Jokowi. Sebab dalam politik, tidak ada satu kejadian politik yang berdiri sendiri tetapi akan mempengaruhi kasus atau kejadian politik lainnya.
Buku ini tentu saja bukanlah buku teori, tetapi merupakan buku refleksi penulis dalam memahami realitas politik, khususnya menyangkut politik belah bambu rezim Jokowi. Apa yang penulis sajikan mungkin merupakan penilaian subjekif penulis dalam menilai dinamika dan perkembangan rezim Jokowi dalam melaksanakan pemerintahan. Namun demikian, buku ini setidaknya menjadi catatan kritis sebagai rujukan dalam memahami kebijakan dan politik yang dilaksanakan oleh rezim Jokowi.
Sebagai sebuah pemikiran, buku ini merupakan gambaran realitas politik perjalanan 1 tahun rezim Jokowi dan respon internasional terhadapnya. Oleh karenanya, penulis berharap pembaca dapat dengan rileks membaca setiap isu yang saya sampaikan dalam buku ini. Membacanya pun bisa sambil tidur-tiduran atau dijadikan teman dalam perjalanan Anda. Tentu saja, setelah membaca buku ini pembaca bisa menilai sendiri bagaimana perjalanan rezim Jokowi 1 tahun ini tanpa harus terpengaruh atau dipengaruhi isi buku ini.
Tentu saja, kelahiran buku ini tidak bisa dikatakan sebagai hasil usaha penulis sendiri—kecuali pemikiran yang terkandung di dalamnya. Akan tetapi merupakan bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Pertama sekali tentu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak Harian Waspada, tempat penulis menuangkan pemikiran lewat kolom opini.
Tentu persoalan-persoalan lain, seperti masalah pembangunan era Jokowi, demikian juga Pilkada dan politik lokal diungkap dalam buku ini. Malah, buku ini juga mengungkap perkembangan dunia internasional, khususnya Amerika Serikat dan juga beberapa isu politik Islam di Malaysia. Isu ini jelas, mungkin tidak berkorelasi langsung dengan politik belah bambu Jokowi, tetapi setidaknya merupakan refleksi dari perkembangan dunia yang mungkin nantinya akan memiliki efek terhadap politik kebijakan rezim Jokowi. Sebab dalam politik, tidak ada satu kejadian politik yang berdiri sendiri tetapi akan mempengaruhi kasus atau kejadian politik lainnya.
Buku ini tentu saja bukanlah buku teori, tetapi merupakan buku refleksi penulis dalam memahami realitas politik, khususnya menyangkut politik belah bambu rezim Jokowi. Apa yang penulis sajikan mungkin merupakan penilaian subjekif penulis dalam menilai dinamika dan perkembangan rezim Jokowi dalam melaksanakan pemerintahan. Namun demikian, buku ini setidaknya menjadi catatan kritis sebagai rujukan dalam memahami kebijakan dan politik yang dilaksanakan oleh rezim Jokowi.
Sebagai sebuah pemikiran, buku ini merupakan gambaran realitas politik perjalanan 1 tahun rezim Jokowi dan respon internasional terhadapnya. Oleh karenanya, penulis berharap pembaca dapat dengan rileks membaca setiap isu yang saya sampaikan dalam buku ini. Membacanya pun bisa sambil tidur-tiduran atau dijadikan teman dalam perjalanan Anda. Tentu saja, setelah membaca buku ini pembaca bisa menilai sendiri bagaimana perjalanan rezim Jokowi 1 tahun ini tanpa harus terpengaruh atau dipengaruhi isi buku ini.
Tentu saja, kelahiran buku ini tidak bisa dikatakan sebagai hasil usaha penulis sendiri—kecuali pemikiran yang terkandung di dalamnya. Akan tetapi merupakan bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Pertama sekali tentu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak Harian Waspada, tempat penulis menuangkan pemikiran lewat kolom opini.
rah,
Universitas Sumatera Utara (USU) dengan kosentrasi Sejarah Politik
(1999), gelar masternya diraih di Universitas Sains Malaysia (USM),
Penang, Malaysia pada tahun 2005, dengan tesis mengenai Perjuangan
Ideologi Partai Politik Islam (Masyumi) dan Partai Islam Malaysia (PAS)
1945-1969.
Program Doktoralnya (S3) juga diselesaikan di perguruan tinggi yang sama pada tahun 2011, dalam bidang Politik dengan disertasi mengenai Politik Dakwah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 1999-2004. Sejak lulus S3 di USM dengan disertai terbaik, penulis dilantik sebagai peneliti di Research University Team (RUT) ISDEV-USM, Malaysia.
Sejak tahun 2006 penulis adalah sebagai Dosen Politik (PNS) di Departemen Ilmu Politik, FISIPOL, USU dan mengajar Politik Pembangunan dan Politik Lokal di program S2 dan S3 Pascasarjana USU. Di samping itu, beliau kini juga menjabat sebagai ketua Program Magister Administrasi Publik (MAP), Pascasarjana Universitas Medan Area (UMA).
Warjio beberapa kali mendapatkan grant penelitian dan fellow, baik dari pemerintah Malaysia, Indonesia maupun dari lembaga internasional lain seperti SEASREP. Itu mengantarkannya mengikuti berbagai seminar internasional, sebagai pembicara antara lain, Oxford University, Harvard University, Mountclaire State University, New Jersey (AS), pada 2015 dan 2012, di Vietnam (Hanoi), Qatar, dan di Western Australia University (Perth), Australia pada 2011.
Pada 2016, Warjio terpilih sebagai pembicara mengenai Sustainable Development di Massachussett Institute of Technology (MIT), AS. Beberapa hasil penelitiannya juga telah diterbitkan di jurnal internasional di Kanada (2012) dan Perancis (2014).
Di samping menulis beberapa buku seperti Dilema Politik Pembangunan PKS (2014) dan Politik Pembangunan Islam (2014) penulis kini juga aktif menulis artikel di berbagai media nasional seperti Republika dan di Malaysia serta menjadi pengamat politik. Salah satu media yang beliau sebagai kolomnis hingga kini adalah Surat Kabar nasional Waspada, yang terbit setiap Senin.
Kini penulis juga sedang menyiapkan beberapa naskah buku lainnya, terkait masalah politik dan pembangunan.
Program Doktoralnya (S3) juga diselesaikan di perguruan tinggi yang sama pada tahun 2011, dalam bidang Politik dengan disertasi mengenai Politik Dakwah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 1999-2004. Sejak lulus S3 di USM dengan disertai terbaik, penulis dilantik sebagai peneliti di Research University Team (RUT) ISDEV-USM, Malaysia.
Sejak tahun 2006 penulis adalah sebagai Dosen Politik (PNS) di Departemen Ilmu Politik, FISIPOL, USU dan mengajar Politik Pembangunan dan Politik Lokal di program S2 dan S3 Pascasarjana USU. Di samping itu, beliau kini juga menjabat sebagai ketua Program Magister Administrasi Publik (MAP), Pascasarjana Universitas Medan Area (UMA).
Warjio beberapa kali mendapatkan grant penelitian dan fellow, baik dari pemerintah Malaysia, Indonesia maupun dari lembaga internasional lain seperti SEASREP. Itu mengantarkannya mengikuti berbagai seminar internasional, sebagai pembicara antara lain, Oxford University, Harvard University, Mountclaire State University, New Jersey (AS), pada 2015 dan 2012, di Vietnam (Hanoi), Qatar, dan di Western Australia University (Perth), Australia pada 2011.
Pada 2016, Warjio terpilih sebagai pembicara mengenai Sustainable Development di Massachussett Institute of Technology (MIT), AS. Beberapa hasil penelitiannya juga telah diterbitkan di jurnal internasional di Kanada (2012) dan Perancis (2014).
Di samping menulis beberapa buku seperti Dilema Politik Pembangunan PKS (2014) dan Politik Pembangunan Islam (2014) penulis kini juga aktif menulis artikel di berbagai media nasional seperti Republika dan di Malaysia serta menjadi pengamat politik. Salah satu media yang beliau sebagai kolomnis hingga kini adalah Surat Kabar nasional Waspada, yang terbit setiap Senin.
Kini penulis juga sedang menyiapkan beberapa naskah buku lainnya, terkait masalah politik dan pembangunan.
By_ Penaku (Playstore Books Copas
)
Komentar
Posting Komentar